“AKULAH SANG PENGAGUM RAHASIAMU KAK”
“AKULAH SANG PENGAGUM RAHASIAMU KAK”
Memutar kembali memoar asa yang
tengah usang kala itu. Ia seorang gadis sekolah dasar bersama kakaknya.
Pagi-pagi sekali selalu sudah bangun, mandi, merapikan peralatan sekolah untuk
menuju sekolah yang tidak begitu jauh dari rumahnya. Tertaih-tatih dua gadis
bersaudara itu menyusuri jalan melewati trotoar-trotoar yang sudah pun mulai
tua lapuk di telan masa. Ia berjalan di tepi jalan begitu setiap harinya begitu
bangun pagi tanpa bosan dan lelah berjuang menuntut ilmu berjuang melawan
kebodohan. Tiba disekolah, ia keluarkan alat tulis dan buku untuk mencatat apa
yang di tulis bu guru di papan tulis. Semangat selalu menghampiri jiwa yang
lugu dan haus akan ilmu kala itu. Begitu setiap hari ia lakukan. Walau pun yang
menjadi kesedihan tersendiri adalah ketika anak lain asyik dengan jajanannya,
ia dan kakaknya tidak ada yang bisa di belanjakan saat itu untuk istirahat
karena tidak di beri uang jajan oleh orang tuanya. Mereka terlahir dari satu
ayah yang sama dan ibu yang berbeda. Untuk masalah keuangan hanya sekadarnya
dan terbatas. Kami kadang jajan dan kadang tidak tergantung dari kantong bapak.
Kalau bapak ada uang kami dikasih kalau tidak ada ya tidak ada uang jajan.
Pekerjaan sehari-hari bapak dan ibu adalah petani yang berkebun menanam padi,
buah-buahan dan aneka sayur-sayuran. Dengan ibu yang banyak dan saudara yang
banyak. Alhamdulillah untuk makan sehari-hari masih bersyukur walau kadang
masalah keuangan yang pas-pasan. Seperti biasa setiap pagi kami dua bersaudara
selalu berjalan kaki menyusuri trotoar. Kadang sarapan kadang juga tidak. Tapi
kami selalu semangat untuk mengejar ilmu apalagi guru-guru yang baik yang
selalu ikhlas mengajarkan kami tentang pengetahuan. Suatu hari, pagi-pagi
sekali kami berjalan untuk pergi ke sekolah kami di kagetkan dengan suara kakak
laki-laki yang menyapa kami dari kejauhan dengan mengendarai sepeda.
Katanya”Assalamu’alaikum adek”.
“Wa’alaikumsalam kak” ada apa yah…bertanya-tanya keheranan utasku,
katanya “mau berangkat sekolah yah dek,”iya kak kataku”,
“Dimana sekolahnya dek”,
Kami bilang itu disana tidak jauh didekat masjid”
“oooh,, di Madrasah Ibtidaiyah yah”.
“iya kak”.
“Gimana dek sudah ada uang jajannya”
“kami hanya diam sejenak, lalu berkata belum ada kak, bapak nggak
ada uang”
“hmmm,, diam sejenak si kkak yang tidak dikenal”
“memperkenalkan diri, nama kakak udien dek, kamu siapa?
“Saya Aminah dan ka Atul”
“oooh,,bagus yah dek namanya kayak ibunya Nabi”
“iya kak,,,
“Ini kakak ada jajan buat adek sama-sama ya jajannya”.
“terimakasih kak”.
“Sama-sama”
Dari perkenalan kami dengan kaka yang ketemu dijalan tadi hamper
setiap pagi kami bertemu dengan kakak itu, dan selalu saja memberikan kami uang
jajan. Hingga suatu saat, karena ada suatu hal sekolah kami di gusur dan di
pindah jauh dari tempat tinggal dan otomatis kami dan kakak yang baik hati itu
sudah tidak bertemu lagi. Hingga saya lulus dari sekolah MI, kakak yang baik
hati itu akan selalu saya ingat. Untuk kaka saya ka Atul dia tidak ikut lulus,
mulai dari kenaikan kelas 3 dia sudah berhenti sekolah karena ia ada masalah
dengan teman sekelas karena bertengkar
yang menyebabkan ia tidak mau lagi bersekolah karena bertengkar dan di bully
oleh teman kami yang nakal. Sebut saja namanya Nanda. Ia Nanda ini memiliki
postur tubuh yang besar dan dengan wajah yang sangar, banyak teman-teman yang
agak takut dengan dia ini. Selain badannya besar dia suka berkelahi. Temannya
pun banyak karena ia masih ada hubungan keluarga dengan bapak bupati kala itu.
Uang jajannya bukan sedikit malah ratusan. Huffff, berbeda dengan kami yang
kadang jajan kadang juga nggak ada sama sekali. Temanku yang paling baik dan
paling dekat sebut saja namanya “Ratna”. Ia temanku yang paling dekat diantara
teman-teman yang lain, kami selalu bersama-sama turun sekolah semenjak naik
kekelas 2 sampai kami lulus kami selalu bersama, yang paling ku ingat adalah
makan nasi kuning buatan ibunya yang begitu super duper mantap. Ia juga anak
dari keluarga yang sederhana dan pas-pasan seperti saya. Ia kakak dari dua
bersaudara ia hanya memiliki adik laki-laki seorang saja. Seringkali kami
janjian mandi bersama teman-teman sepermainan untuk mandi di sungai dengan menyiapkan
semua peralatan mulai dari baju ganti, handuk sisir, bedak dan parfum tidak
ketinggalan. Hihihi…..maklum sajalah kebiasaan anak-anak pada umumnya bersama
teman sepermainan.
Singkat cerita, hingga akhirnya kami
lulus dari SD masing-masing dengan urusan masing-masing dan sudah tidak
berjumpa lagi. Kembali berjumpa kembali setelah aku lulus dan menyandang gelar
wisuda SI. Kala itu dan kini berubah drastis setelah sekian lama kami tidak
bertemu. Kakak yang dahulu selalu memberikan saya dan kaka saya uang jajan itu
kini menjadi pengajar di sebuah sekolah Islam dan aktif menjadi motivator
handal yang sangat inspiratif.
Suatu hari saya undang beliau untuk
menjadi pembicara pada acara “Talk Show dengan tema “Ada Apa dengan Cinta”.
Alhamdulillah acara yang mengangkat tema diatas mendapat antusias dari para
pelajar dan mahasiswa walau tidak semua kursi ikut terisi penuh. Namun,
semangat para peserta sangat terlihat dari pandangan seriyus dan terkadang
gelak tawa selalu menghampiri para peserta. Ia kakak yang hingga sampai saat
ini saya kagumi merupakan motivator dan inspiratif dari “Salam Training”penuh
humoris yang membuat para pendengar selalu ketawa di buatnya. Saya tidak tahu
apakah dia masih mengenalku yang dahulu selalu memberiku uang jajan. Aku pun
tidak perlu memberitahunya. Intinya aku dan kakak itu begitu dekat dan
terkadang gelak tawa pun menghampiri ketika bertemu dan bertegur sapa dengan
beliau. Beliau kaka yang aku kagumi hingga saat ini sudah memiliki istri yang
sholehah dan seorang putri yang cantik jelita. Mengajar pada sekolah yang sama
dan putri kecilnya pun bersekolah di TK Islam masih satu komplek dengan tempat
beliau mengajar suami istri. Ia beliau tetap menjadi sosok yang aku kagumi yang
berada di hati hingga suatu saat nanti. Untuk teman-teman kami dipertemukan
kembali pada reunian kami di kafe I Café. Sambil cekikikan dan tertawa bahagia mengenang
masa-masa indah waktu dahulu. Sumpah,,mereka teman-teman yang dulu, sangat jauh
berbeda setelah sekian lama tidak bertemu, ada yang sudah jadi bapak-bapak dan
menjadi ibu-ibu. Ada yang sudah menimang anak dan ada yang kini
penampilannya keren dan makin
cantik-cantik dan ganteng-ganteng, “kece badai” dech bahasa gaulnya….hihihi…mereka
itu Nanda, Adi, Yusuf, Bobby, Adi, Juli, Dani, Nadi, Anggi, Rizal, Aminah,
Ghina, Dayah, Ratna, Putri. Apapun keadaan mereka saat ini, kami adalah satu
keluarga. Seketika itu terkenang masa-masa itu dan terkadang ada saja yang
berceloteh dan berstund-up komedi memicu gelak tawa yang membuat perut kami
hamper-hampir melahirkan usus-usus saking humorisnya tuh
teman….Wkwkwkwkkk…ketawwa ngakak. Hahah…ada-ada aja tingkah polahnya tuuh
teman. Waktu menunjukkan pukul 22.00 wita dan kami pun pulang bukan karena
kenyang makanan,tetapi kami kenyang ngakak..wkwkwkwk…dan sudah larut malam
apalagi kami para wanita yang tidak boleh pulang tinggi malam, dimarah mama
nanti bahasa anak rumahannya…hihihi…
Itulah secercah kisahku bersama
teman-teman dan kekagumanku pada sang
kakak kala itu hingga sekarang. Akan selalu jelas dalam ingatan sikap baiknya
itu terukir dalam sanubari yang paling terdalam. Ia pun menjadi sosok yang
menjadi motivasiku untuk menjadi orang hebat dan terkenal bisa berbicara
didepan banyak orang memberikan motivasi dan inspirasi untuk kebaikan banyak
orang. Ia menjadi penyemangatku dalam mengarungi lika-liku kehidupan dalam
menggapai suatu cita dan mimpi yang satu-persatu mimpi itu terwujud dan semoga
cita dan mimpiku untuk menjadi motivator dan orang hebat terwujud yang salah
satunya lewat mimpi saya menjadi penulis hebat dan terkenal mengharumkan nama
bangsa dan agama. Saya coba untuk mengawali langkah menuju terwujudnya cita dan
mimpi dengan menulis apa adanya, menulis ala kadarnya baik di sosmed, di
bulletin, surat kabar, puisi, cerpen, novel hingga meciptakkan ribuan buku yang
best seller dan fenomenal insha Allah saya yakin akan terwujud. Pasti bissa.
Semoga kakak disana di jaga Allah
selalu, diberikan kesehatan, diberikan Rezki yang luas dan dilancarkan semua
urusan. Aamiin. Semoga.
Mungkin kaka tidak tahu atau
pura-pura tidak tahu terserah saja, intinya aku adalah pengagum rahasia kakak
kala itu hingga saat ini. Akan aku simpan di dalam benakku bukan untuk
memilikimu tapi mengagumi sikap muliamu, sikap ramah tamahmu, sikap humorismu,
dan tetntunya sikap tetap religiusmu. Mengagumi bukan untuk di miliki tetapi
mengagumi untuk memotivasi diri menjadi orang yang lebih baik lagi dan
bermanfaat untuk orang banyak.
Lanjut cerita, BBM sudah di buat
sebelum kami janji reunian, menyusul wa yang buat teman kami yang namanya
“Ghina” si imut-imut yang pernah mondok diluar daerah Berau. Bahasa Arabnya fasih
apalagi hafalannya jangan ditanya…wiiih…mumtaz (bagus) bahasa Arabnya.
Keseharianku sekarang adalah mengajar bimbingan anak-anak tetangga dirumah di
sore hari dan malam hari mengajar private PAUD/TK dirumahnya. Kesibukkan di
lain menjadi aktivis Islam di organisasi Muhammadiyah di Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Cabang bidang tabligh dan kajian keislaman serta ikut aktif di
Naisyiatul ‘Aisyiyah dan pengajian ibunda ‘Aisyiyah dan dalam kegiatan
Kemuhammadiyahan. Serta bergabung dalam kajian-kajian Islam di luar yang bermanfaat.
Aku memiliki hobby membaca buku-buku kependidikan, buku keislaman, novel, dan
buku2 motivasi serta membaca keadaan lingkungan sekitar. Menjadi penulis hebat, best seller dan fenomenal adalah cita
dan mimpiku. Walaupun aku masih pemula dengan mengawali dari menulis apa sja di
sosmed, menulis puisi, bulletin dan cerpen. Akan berlanjut menulis di surat
kabar, menulis novel hingga menciptakan ribuan buku bestseller dan fenomenal di
kenang dan menjadi sejarah yang mencerahkan bangsa dan umat untuk kemudian
hari. Semoga menjadi penyambung pahala dan menjadi sedekah jariyahku ketika
kelak sudah tidak mampu untuk menulis dan beramal lagi. Semoga goresan pena
kisah kekagumanku dengan seorang kakak yang baik hati akan menjadi pelejit
semangat untuk terus bersemangat dalam mewujudkan cita dan mimpi hingga
terwujud dan menjadi kenyataan untuk kisah hidupku yang jauh lebih baik
kedepan.
Komentar
Posting Komentar