"FENOMENA ANAK HARAM"

“FENOMENA ANAK HARAM”
Oleh: Siti Aminah, HM, S.Pd.I seorang aktifis Ikatan mahasiswa Muhammadiyah dan pendidik di SD Muhmmadiyah tanjung Redeb

Anak adalah asset berharga bagi sebuah pasangan yang menikah secara sah di kantor Urusan Agama dengan di buktikan surat  nikah kedua mempelai. Anak adalah pelita kebahagiaan bagi pasangan yang sekian tahun tanpa kehadirannya. Sepi tanpa warna kehidupan rumah tangga tanpa kehadiran anak pencair suasana penghilang penat dan dahaga orang tua setelah  beraktiitas seharian. Namun, apa jadinya? Bila anak sebagai asset tadi lahir dari hubungan tanpa pernikahan?
Di zaman sekarang (Now) generasi semakin bebas dalam bertingkah, terjadinya degradasi moral pada anak-anak kita. Hal ini terjadi di sebabkan oleh beberapa factor, baik faktor internal maupun factor eksternal. Faktor internal yang mengggiring anak-anak kita terjerembab jatuh pada pergaulan bebas adalah kurangnya pemahaman agama pada orang tua sehingga anak-anak kurang pendidikannya dalam mengetahui dampak positif bagi dunia dan akhirat anak kelak, minimnya perhatian orang tua pada anak yang disebabkan orang tua pekerja.  Kurang control dari orang tua dalam pembatasan dalam menggunakan tekhnologi Handphone (HP), Tontonan di televisi yang penuh dengan sinetron pembodohan dan kerancuan anak dalam bergaul. Sedangkan factor eksternal yang menyebabkan adanya degradasi moral pada anak sehingga terjadinya penyimpangan-penyimpangan pada anak adalah tidak sehatnya lingkungan tempat tinggal yang masyarakatnya banyak berbuat buruk seperti mabuk-mabukkan, perjudiaan, dan pergaulan anak-anak tetangga yang buruk.
Anak haram? Sebuah labelitas yang sangat menyakitkan bagi seorang anak yang lahir dari hubungan kumpul kebo pasangan yang belum sah menikah. Miris melihat kondisi generasi zaman sekarang (Now). Bukan ceirta lama atau lagu lama anak haram lahir dari pergaulan bebas pelajar hingga tingkat mahasiswa. Mereka para pelajar yang bergaul tanpa batas dengan lawan jenis tanpa mengindahkan rambu-rambu agama dan adat malu. Suram masa depan karena hamil dan terpaksa berumah tangga dan menggendong anak sebelum masanya. Ada banyak kasus-kasus seperti ini terjadi di tengah masyarakat kita. Pemberian label “anak haram”pada anak yang lahir dari pernikahan yang tidak sah mengandung bullyan dan diskriminasi pada anak yang lahir dari hubungan sah pernikahan. Terjadi pembedaan yang akan berdampak pada anak kelak di masanya. Terjadi bullyan pada teman-temana sepermainan dan adanya pembedaan di tengah keluarga. Hal ini akan berdampak negative bagi si anak, anak menjadi pendiam dan bahkan tidak memiliki kepercayaan diri. Maka, penulis menyampaikan dalam tulisan ini, hendaknya para orang tua agar selalu menjaga anak-anaknya dan membekali dengan ilmu agama dan kesehatan yang berguna apa dampak negative bagi agama, keluarga dan masyarakat apabila melakukan kenakalan-kenakalan tersebut, terutama pelajar yang masuk dalam fase pubertas di mana masa ini masa rasa keingintahuan yang kuat dan besar dalam mencoba banyak hal. Sebagai orang tua yang peduli terhdap masa depan anaknya tidak mungkin tega melihat putra dan putrinya hidup dalam kesuraman masa depan karena kesalahan dalam pergaulan. Apakah sebagai orang tua tega melihat cucu dengan label “anak haram”?Apakah sebagai orang tua tega melihat anak-anaknya putus sekolah?Apakah sebagai orang tua tega anak gadisnya di sentuh-sentuh oleh lelaki yang tidak baik?Apakah sebagai orang tua tega melihat anak laki-lakinya berbuat kurang ajar pada anak gadis orang lain?

Tentu tidak. Sebagai orang tua tentunya peduli dengan kebahagian dan masa depan anaknya. Maka sebagai orang tua sedari sekarang selalu menjaga dan mengawasi gerak- gerik anak-anak kita. Kedisiplinan dalam pulang kerumah, kesopanan dalam berpakaian, dan tata tertib agar anak-anak membatasi dalam pergaulan yang berhubungan dengan lawan jenis. Memasukkan anak-anak kita dalam kelas-kelas kursus, organisasi, atau sering mengajaknya dalam kegiatan-kegiatan yang positif. Selalu ajak anak-anak kita berkomunikasi tentang banyak hal, seperti yang terjadi di sekolah sehingga terbangun kedekatan bersama dari orang tua dan anak. Karena biasanya adanya hubungan antara anak anda dengan lawan jenis teman sepergaulan anak anda di sebabkan kurangnya perhatian dan tidak adanya rasa nyaman untuk curhat dan berbagi keluhan dan masalahnya kepada anda orang tua. Sesibuk-sibuknya anda bekerja jangan lupakan kecup sayang anak anda. Elusan dan pelukan hangat akan menambah kehangatan dalam berkeluarga. Sesekali akhir pekan ajak untuk berlibur ke tempat- tempat yang ramai atau sekedar membelikan anak anda pakaian atau barang-barang yang di sukainya. Barangkali sikap hangat anda sebagai orang tua akan menambah keharmonisan dalam berkeluarga. Kalau ingin meminta tidak ada anak yang ingin lahir dari hasil hubungan kumpul kebo, anak mana yang tidak hancur dan sedih hatinya di labeli dengan kata “anak haram”. Jangan jadikan dosa orang tua sebagai pelampiasan dosa ke anak anda. Seperti dalam hadits “ Setiap anak adalah terlahir fitrah, orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi dan Nasrani”. HR. Bukhari dan Muslim. Dari hadits diatas menjelaskan tidak ada anak yang terlahir berdosa, semua suci bersih, hanya orangtua sajalah yang menjadikannya apakah orang yang baik atau buruk. Demikianlah tulisan singkat terkait fenomena yang hangat di sekitar lingkungan masyarakat kita . Semoga menjadi nasehat dan bermanfaat bagi  para orang tua dan pendidik khususnya.

Komentar

Postingan Populer