“ BUNYI KETUKAN SANDAL DARI SYURGA”



“ BUNYI KETUKAN SANDAL DARI  SYURGA”
Penulis: Siti Aminah,HM. S.Pd.I


Siapakah gerangan pemilik sandal yang suara ketukan sandalnya sudah terdengar dari dalam syurga?Amaliyah apa yang menyebabkan ia mendapat keistimewaan yang luar biasa ini? Mari ikuti pembahasan menarik di bawah ini.
Pembaca yang di rahmati Allah SWT, anda kenal dengan Bilal bin Rabah?Tentunya bila anda seorang Muslim  pasti tidak asing  dengan sosok Bilal bin Rabah sahabat Nabi Saw yang satu ini. Ibunya bernama Hamamah dan ayahnya bernama Rabah. Bilal bin Rabah adalah seorang budak hitam legam milik seorang kafir bangsawan bernama Umayyah bin Khalaf. Pada masa itu Bilal Bin Rabah masih memeluk keyakinan nenek moyang, ketika dakwah Rasulullah menyeruak menyebar luas, serta merta cahaya keimanan memanacar dari lubuk hati terdalam Bilal bin Rabah. Tanpa sepengetahuan majikannya Bilal bin Rabah mulai mempercayai keyakinan Muhammad. Diam-diam ia mengidolakan Muhammad SAW. Selang waktu beberapa lama, aroma cahaya keimanan Bilal bin Rabah mulai tercium oleh majikkannya. Bagaimana tidak geramnya ia sang budak hitam legam yang kini menjadi budaknya telah lancang mengikuti agama si Muhammad. Ia sebagai majikkannya saja antipati dengan keyakinan Muhammad bahkan sangat membenci keyakinan terebut. Tanpa berlama-lama Umayyah bin Khalaf memanggil Bilal Bin Rabah dan menginterogasi berita yang tercium menyeruak hingga ketelinganya. Ternyata benar aroma keimanan Bilal bin Rabah yang selama ini didengarnya. Tanpa belas kasihan, Bilal bin Rabah di jemurnya di terik matahari di gurun pasir yang sangat menusuk kulit, tidak jera, Bilal pun di tindih dengan batu yang besar. Namun, keimanan Bilal tidak gentar, karena telah terpatri menghunjam di dasar sanubarinya. Umayyah bin Khalaf jengkel dengan budaknya yang tidak mau melepas tauhidnya itu, maka Bilal pun di ikat lehernya di tali kemudian tali didikatkan kekuda dalam keadaan telungkup Bilal di arak sambil para berandalan jahiliyah ikut menertawai Bilal. Keimanan Bilal telah mendarah daging, siksaan demi siksaan di terimanya, Bilal sang budak hitam legam hanya bersuara lirih”ahad”, “ahad”, “ahad”. Melihat penyiksaan Umayyah terhadap budak hitam legam ini, Abu Bakar Ash-Shiddiq merasa tergerak hatinya untuk menebus Bilal. Akhirnya Bilal di tebus Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan harga yang begitu tinggi.
Bilal bin rabah merupakan sahabat Nabi SAW yang mula-mula masuk Islam, Bilal merupakan orang yang pertama mengumandangkan syariat adzan saat itu. Ia karena Bilal memiliki keunggulan tersendiri, suaranya yang lantang dan merdu. Keunggulan lainnya yang mencakup tema diatas adalah tentang mimpi Rasulullah SAW mendengar terompah (sandal) Bilal yang mendahului beliau dalam memasuki Syurga. Di kisahkan dalam suatu riwayat Hadits. Dari Abu Hurairah Rodhiyallahu anhu, bahwasanya  Nabi Muhammad SAW pernah bersabda kepada Bilal selepas sholat shubuh:
“Ceritakanlah kepadaku suatu amalan yang paling engkau sukai untuk di amalkan dalam Islam, Karena dalam  suatu malam aku pernah mendengar terompahmu (sandalmu)berada di pintu surga”, Bilal berkata:”Setiap kali aku berwudhu , kapanpun itu, baik siang maupun malam, aku selalu melakukan sholat dengan wudhu tersebut”.(HR. Al-Bukhari).
Dalam hadits lain diriwayatkan, “Tiada aku batal wudhu kecuali aku berwudhu lagi. Dan tiada aku berwudhu aku melainkan sholat dua rakaat aku tunaikan.”(Hadts dari abu Hurairah)
Maasya Allah, ternyata sebab dari amalan yang sederhana ini yakni selalu berwudhu dan selalu melakukan sholat dengan wudhunya. Bilal selalu menjaga kesucian diri dan selalu menjaga wudhu di setiap waktunya. Batal ia wudhu lagi, batal ia wudhu lagi. Keistiqomahannya inilah salah satu menjadi penyebab hingga Allah memberikan reward yang luar biasa kepada budak hitam legam sekelas Bilal, dengan mendahului Rasulullah terompahnya (sandalnya) berada di dalam syurganya Allah. Padahal Bilal masih hidup saat itu. Hal ini Rasulullah SAW dengar pada saat beliau perjalanan dalam kisah Isra dan Mi’raj.
Dalam kisah Bilal bin Rabah ini dapat kita ambil hikmah didalamnya bahwa sekecil apapun amalan itu, sesederhana amalan yang kita lakukan. Maka Allah akan berikan penghargaan. Penghargaan dari kesabaran dan keistiqomahan dalam menjalankan ibadah yang kalau di lihat hanyalah amaliyah yang sepele dan sederhana. Karena Allah sangat menyukai hamba-hambanya yang melakukan amalan walaupun sedikit, namun terus menerus dilakukan (istiqomah).
Mulai hari ini, mari biasakan pola hidup menjaga kesucian diri, yakni budayakan amaliyah berwudhu walau pun tidak sedang akan melakukan ritual sholat lima waktu. Tetapi lakukanlah kebiasaan atau amaliyah berwudhu ini ketika hendak membaca Al-Qur’an, hendak tidur, hendak makan, berangkat ke kantor,  berangkat berdagang, berangkat berjualan, berangkat  ke sekolah untuk mengajar, berangkat kuliah untuk mencari ilmu, berangkat kesekolah untuk belajar menuntut ilmu, dan hal lainnya.
Menurut para ulama, seseorang yang ingin berkah dan resap di otak ilmunya  hendaklah mengawali aktivitasnya dalam keadaan suci, yaitu berwudhulah terlebih dahulu. Karena dalam suatu hadits wudhu itu adalah penggugur dosa-dosa, dan Allah tidak akan memberikan ilmu kepada orang yang di hatinya penuh dengan lumpur dosa.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Rodiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Jika seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu lalu membasuh wajahnya, akan keluar dari wajahnya setiap dosa yang di lihat dengan kedua matanya bersamaan dengan keluarnya air atau tetesan air yang terakhir. Jika dia membasuh tangannya, akan keluar dari kedua tangannya setiap dosa yang pernah dilakukan kedua tangannya itu bersamaan dengn air atau tetesan air yang terakhir. Jika dia membasuh kedua kakinya, akan keluar setiap dosa yang pernah dilakukan oleh kedua kakinya bersamaan dengan air atau tetesan air yang terakhir, sehingga dia akan keluar dalam keadaan benar-benar bersih dari dosa.”(HR. Muslim, no.224) .
Sehingga ilmu yang di raih menjadi ilmu yang bermanfaat dan aktivitas yang kita lakukan membawa keberkahan serta kemanfaatan dalam setiap langkah dan perjuangan yang kita habiskan untuk meraih dan menjalani kehidupan di dunia yang fana ini. Semoga apapun aktivitas yang kita  jalani senantiasa bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Bukankah kita hidup di dunia ini adalah semata-mata hanya untuk beribadah dan mengabdikan diri hanya kepada-Nya. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya sebagai berikut:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada-   Ku”.(QS. Adz-Zariyat:56).

Semoga coretan pena sederhana dalam bulletin ini memacu dan memotivasi pembaca untuk lebih bersemangat dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menjadikan kisah Bilal bin Rabah diatas sebagai langkah untuk membudayakan dan membiasakan pola hidup berwudhu dalam melakukan setiap aktivitas apapun.
Wallahua’lam bish-showab.

Penulis akhiri, billahi fisabilil haq fastabiqul khoirot,
Wassalamu’alaikum wr.wb

Penulis adalah alumni STIT. M dan Ketua Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman di Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Berau.

Komentar

Postingan Populer