TAULADAN TERBAIK



RASULULLAH SAW TAULADAN TERBAIK
Oleh: Siti Aminah, HM,S.Pd.I




Ditengah-tengah zaman yang penuh dengan tantangan, yakni zaman globalisasi. Budaya-budaya kaum asing dengan bebasnya masuk dan mewabah kenegeri-negeri kaum muslimin. Tidak bisa kita pungkiri hal ini selalu ditayangkan lewat layar kaca televisi dirumah-rumah kaum muslimin. Para ibu-ibu dan anak-anak gadis sangat mengidolakan artis bollywoodnya. Menjamurnya tayangan bollywood ini, seperti “uttaran dan yang trend akhir-akhir ini tapki dan gopy” kalau di lihat dan diperhatikan tayangan –tayangan tersebut  sarat akan hinduisme yang sangat membahayakan aqidah kaum muslimin bila tidak benar-benar menyaringnya dengan pondasi aqidah yang lurus. Pun sangat berbahaya bagi keimanan seseorang yang adakalanya naik dan adakalanya turun. 
Kaum muslimin saat ini sedang mengalami krisis tauladan. Bagaimana tidak, mereka lebih bangga mengidolakan artis-artis ketimbang Nabinya apalagi sahabatnya. Bagaimana mau mengidolakan tahu namanya saja agak kesulitan menyebut nama yang beraroma ke Arab-araban. Lebih bangga kalau yang bernuansa ke barat-baratan dan ke India-Indiaan, lebih bangga mengidolakan “justin biber “ketimbang sahabat Nabi, lebih bangga mengidolakan “tapki dan gopy” di bandingkan sahabiyah-sahabiyah.
Didalam Al-Qur’an telah ditegaskan secara gamblang dalam surah Al-Ahzab ayat 51:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا


              “Sesunggguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Dalam ayat diatas di jelaskan bahwa tauladan atau idola terbaik itu ada pada diri Nabi kita Rasulullah SAW bukan yang lain. Meneladani Rasulullah Saw lewat akhlaq-akhlaq terpuji beliau, kejujuran, amanah, kecerdasan,taktik menyampaikan kebenaran dengan hikmah atau lemah lembut, berkata yang lembut dan lainnya.   Meneladani adab-adab dan etika-etika beliau sehari hari dari bangun tidur hingga tidur kembali. Meneladani Rasulullah SAW bagaimana bersikap pada anak kecil dan orang yang lebih tua. Meneladani Rasulullah SAW dalam membina mahligai rumah tangga sehingga tercipta sakinah mawaddah warohmah. Begitu indahnya bila kaum Muslimin mengikuti, meneladani, mengidolakan kehidupan Rasulullah SAW. Bahagia didunia hingga akhirat akan membersamai. Bagaimana tidak?Ulama mengatakan bahwa Rasulullah Saw itu ibarat Al-Qur’an berjalan. Bayangkan? Dikatakan Al-Qur’an berjalan, sehingga apa saja yang dilakukkan beliau penuh dengan kebaikan-kebaikan dan kebahagiaan didunia dan diakhirat.
            Tidak asing bagi kita bahwa Rasulullah SAW ketika diawal berdakwah di makkah, beliau menghadapi berbagai macam kecaman dan penghinaan dari masyarakat Quraisy kala itu. Rasulullah seringkali di cekik ketika melaksanakan Sholat, seingkali didepan rumah beliau di buang kotoran-kotoran unta dan manusia, bahkan yang sangat memilukan hati adalalah ketika beliau hendak sholat di lempari dengan tahi unta dan manusia sehingga beliau selalu membersihkan diri. Tapi apa yang dilakukan Rasulullah SAW?beliau tidak membalasnya dengan perbuatan yang sama. Beliau malah mencari dan menjenguk kafir Quraisy di kala sakit, mereka yang selalu ingin membunuh dan melemparinya dengan tahi unta dan manusia tersebut. Bahkan pernah suatu ketika ada seorang kafir buta yang sangat membenci Rasulullah SAW, dari mulutnya hanya sumpah serapah yang ia keluarkan untuk Rasulullah SAW. Orang kafir buta ini selalu bersama Rasulullah SAW, mengunyahkan ia makanan lalu menyuapi sang kafir ini dengan lemah lembutnya. Membersihkan makanan yang tercecer di mulutnya, begitu setiap hari yang beliau lakukan kepada orang kafir tersebut. Hingga suatu ketika Rasulullah tidak bisa bertemu orang kafir tadi dikarenakan beliau dalam keadaan sakit yang parah. Sebelum beliau menutup mata di pangkuan Aisyah beliau berpesan kepada Abu Bakar untuk menggantikan beliau untuk menyuapi kafir buta yang biasa beliau suapi.
Akhirnya setelah Rasulullah berpulang kerahmat Allah, Abu
Bakar lalu menggantikan beliau untuk menyuapi orang kafir buta tersebut. Di tengah-tengah menguyah makanan. Orang kafir buta tersebut berkata” Tunggu, siapa anda sebenarnya? Jangan anda punya niat yang jahat kepada saya”, anda bukan orang yang selalu menyuapi saya , yang selalu menyuapi saya ia lemah lembut membersihkan makanan yang tercecer di mulut saya, lalu Abu bakar mengatakan yang sebenarnya, bahwa orang yang selalu menyuapi anda adalah orang yang selalu anda hujat ia adalah Rasulullah SAW dan beliau telah meninggal beberapa hari yang lalu. Sontak orang kafir buta tadi menangis dan langsung bersyahadat dan masuk Islam. Maasya Allah luar biasa akhlaq Rasulullah bahkan terhadap orang kafir sekalipun.
Pernah suatu ketika Rasululah belum pulang padahal sudah sangat larut malam. Istri beliau Aisyah sangat khawatir dan menunggu beliau untuk pulang, Aisyah menunggu Rasulullah SAW pulang didepan pintu hingga aisyah tertidur sangat pulasnya. Tidak lama kemudian datanglah Rasulullah SAW dari keperluan umat hingga larut malam baru tiba dirumah. Melihat kondisi Aisyah istrinya yang sedang tertidur pulas, beliau tidak mengetuk pintu apalagi menggedor-gedor. Beliau pun tidur didepan pintu hingga mendekati waktu subuh aisyah terbangun melihat kondisi Rasulullah yang tertidur kedinginan diluar pintu rumah, sangat membuat hati aisyah terharu dengan sosok Rasulullah suaminya tersebut. Maasya Allah sungguh luar biasa akhlaq beliau terhadap istri beliau. Hari ini, mungkin para tetangga akan bangun akibat gedoran pintu hingga mematahkan gagang pintu karena istri keasyikkan tidur bersama bantal dan guling hangatnya. Inilah beberapa akhlaq luarbiasa dari sosok tauladan kita Rasulullah SAW, yang setidaknya kaum muslimin mencontoh, mengikuti dan meneladani selukbeluk kehidupan beliau. Karena apa?Karena semua kebaikan meliputi diri beliau. Bukankah diatas di jelaskan para ulama bahwa beliau Rasulullah SAW adalah laksana Al-Qur’an berjalan, maka dari itu tidak ada kata tidak sebagai seorang muslim menjadikan tauladan dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,berkeluarga dan bermuamalah di dunia hingga akhirat.
Tidak banyak yang bisa di sampaikan penulis dalam bulletin yang terbatas ini, semoga tulisan yang sederhana ini menjadi ghirah atau penyemangat kaum muslimin dalam menemukan jati diri seorang tauladan tentunyadi temukan dalam kehidupan Rasulullah SAW, sehingga dapat diamalkan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Akhirnya penulis mohon diri semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi banyak kaum muslimin.
Wallahu a’lam bishsowab
Billahi fii sabilil haq, fastabiqul khoirot.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Penulis adalah alumni STIT. M dan Ketua Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman  2016-2017 di Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Berau.
             





Komentar

Postingan Populer